Selain memanjatkan doa di pusara KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur, para peziarah mulai berlaku aneh. Mereka mengambil tanah gundukan di pusara mantan presiden RI ke-4 tersebut. Bukan hanya itu, sejumlah peziarah juga mengambil bunga yang berada di atas makam.
Siti Umayah, salah satu peziarah mengaku setelah memanjatkan doa di depan makam Gus Dur ia bersama rombongan kembali ke kota asalnya, yakni Gresik. Namun sebelum beranjak dari makam, ia terlebih dahulu mengambil tanah segenggam. Tanah tersebut akan dibawa pulang dan disimpan di rumahnya.
Umayah bersama rombongan percaya bahwasannya tanah tersebut akan membawa berkah tersendiri. Sebab, mantan ketua PBNU itu merupakan tokoh bangsa dan keturunan kiai.
"Insya Allah, dengan menyimpan tanah ini kami akan mendapatkan barokah," kata perempuan berjilbab ini sembari menunjukkan tanah yang digenggamnya.
Hal yang sama juga dilakukan Abdul Aziz, peziarah asal Madura. Hanya saja, pria yang datang bersama rombongan ini lebih tertarik untuk mengambil bunga yang ada diatas pusara Gus Dur. Sama dengan Umayah, bunga yang mulai mengering itu akan ia simpan di rumahnya.
Alasan Azis cukup sederhana. Bunga tersebut akan menjadi kenang-kenangan bahwa ia pernah berziarah ke makam mantan presiden. "Bagaimanapun juga Gus Dur adalah mantan presiden," kata Azis dengan logat Madura kental.
Akibat aksi nyeleneh itu tanah makam Gus Dur sedikit-demi sedikit mulai susut dan dikhawatirkan akan terus berlubang padahal pihak Ponpes sudah mengingatkan kemusrikan jika dipakai jimat.
Terpisah, KH Salahudin Wahid alias Gus Solah menjelaskan, ia sudah mendengar laporan dari para santri terkait fenomena tersebut. Pengasuh ponpes Tebuireng ini sangat menyayangkan aksi ‘irasional’ yang dilakukan oleh peziarah tersebut.
Untuk menjaga agar aksi tersebut tidak diikuti peziarah lainnya, Gus Solah mengaku sudah memberi pemahaman kepada para peziarah. Intinya, apa yang dilakukan itu tidak benar. "Jika diteruskan hal itu bisa mengarah kepada kemusyrikan," terang adik kandung Gus Dur ini.
dari berbagai sumber
No comments:
Post a Comment