Jumlah penderita Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Surabaya setiap tahunnya diprediksi meningkat. Ini disebabkan para penderita penyakit menular iotu enggan menjalani voluntary counseling and testing (VCT).
Data Dinas Kesehatan Surabaya menyebutkan, sejak 2004 hingga Juni 2009 jumlah penderita dan kasus HIV/AIDS yang tercatat sebanyak 3.278 orang.
"Angka ini kita perkirakan akan naik terus jumlahnya karena para penderita yang sudah
diketahui ibarat gunung es," kata Kepala Dinas Kesehatan Surabaya, dr Esty Martiana Rachmie saat berbincang dengan wartawan.
Meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS selain tidak mau melakukan VCT juga disebabkan edukasi masyarakat mengenai HIV/AIDS. Selama ini masyarakat terstigma bahwa penderita HIV/AIDS adalah orang bermoral rusak atau kaum homo dan lesbian. Padahal pengertian itu tidak benar.
"Banyak ibu rumah tangga yang tidak tahu apa-apa tiba-tiba tertular karena sang suami suka jajan," ungkapnya.
Esty mengakui, jika pihaknya kesulitan dalam penanggulangan penyebaran HIV/AIDS. Salah satunya masih ada stigma di masyarakat bahwa penderita HIV/AIDS harus dikucilkan.
Dia berharap penderita HIV/AIDS agar tidak terus meningkat. Perempuan berkerudung ini terus mendorong dan memberikan pengertian kepada masyarakat dan penderita tentang bahaya serta pemahaman secara utuh agar tidak ada lagi stigma yang salah.
"Jadi stigma atau pengertian masyarakat selama ini sangat salah besar dan membuat penderita akhirnya merasa terkucilkan serta tidak mau membuka diri untuk memeriksakan," tuturnya.
No comments:
Post a Comment