Friday, October 2, 2009

Mau Cari Comblang?

Kenali comblang

Urutan pertama dalam memilih comblang, paling tidak kita sudah kenal banget orangnya. Dan orang itu kebetulan kenal dengan doi yang kita taksir. Kalau enggak deket, susah nanti kalau kita pengen curhat atau

konsultasi kalau terjadi kebuntuan dialog, misalnya. Ia enak diajak ngomong, mau menolong tanpa pamrih. Paling-paling minta ditraktir bakso.



Bisa promosi

Calon comblang sudah kita temukan. Jangan terburu-buru. Kita tes dulu dia, bisa enggak berpromosi-ria. Harusnya, seorang comblang bisa mempromosikan kita ke orang yang kita incar. Promosi yang wajar, dan sesuai porsi. Comblang yang baik tidak banyak membual. Ngibul dikit sih boleh, tapi bukan hal-hal yang pokok.



Bakat detektif

Comblang yang baik akan melihat dulu apakah sasaran kosong, sudah diisi, atau baru putus dengan pasangannya. Ini penting untuk strategi berikutnya. Soalnya, salah timing bisa bikin kacau urusan nanti. Comblang juga dengan berlagak sambil lalu, bisa mengorek bagaimana sebetulnya isi hati si sasaran. Apa dia betul-betul pengen sendiri, butuh teman baru, atau sudah pengen punya pacar baru.



Anti bocor


Seorang comblang sebaiknya juga orang yang tahan banting terhadap pertanyaan teman-teman yang pengen tahu hubungan kita dengan si gebetan. Meski lagi jadi perantara, dia tidak akan membocorkan rahasia-rahasia rencana kita. Dengan kata lain, dia dapat dipercaya menjaga kerahasiaan antara kita dan doi. Soalnya kan masa-masa PDKT kayak begini, hubungan belum tentu berhasil dengan sukses.

Nah, kalau akhirnya kita enggak jadian, sebelumnya si comblang ini sudah menyebar berita ke mana-mana, wah, malu berat khan? Tapi kalau selama ‘bekerja’ si comblang bisa tutup mulut, wah bisa jadi surprise. Kalau jadian kita senang, kalau gagal pun enggak ada yang tahu. Soalnya kita bukan selebriti kan?



Syarat terakhir


Last but not least, kalau bisa sih . . . si comblang enggak lebih baik dari kita, hehe. Enggak lebih pinter, enggak lebih baek hati, enggak lebih jago, dan enggak lebih-lebih yang lain. Minimal menurut kita, dia bukan seleranya orang yang kita taksir. Daripada nanti si gebetan malah berpindah haluan, kan kita yang repot. Walaupun semua itu juga relatif kok. Jadi ya . . . nyantai saja kali ya. (Ardi)

No comments:

Post a Comment